Saat memperkenalkan iPhone 5S September tahun lalu, Apple mengklaim bahwa prosesor A7 yang tertanam di ponsel pintar tersebut memiliki arsitektur "sekelas prosesor desktop".
Klaim tersebut ternyata bukan omong kosong belaka. Sebagaimana diungkapkan olehAnandTech, sepasang inti (core) CPU bernama "Cyclone" yang menggerakkan A7 ternyata memang lebih mirip prosesor desktop yang kompleks ketimbang core prosesor mobile macam Krait dari Qualcomm.
Cyclone adalah core ARMv8-A 64-bit rancangan Apple yang merupakan penerus generasi sebelumnya, "Swift", yang digunakan pada chip A6.
"Apple tidak membuat kompetitor Krait/Silvermont, melainkan sesuatu yang jauh lebih dekat ke core prosesor besar (desktop) milik Intel," tulis Anand dalam laporannya
Klaim tersebut ternyata bukan omong kosong belaka. Sebagaimana diungkapkan olehAnandTech, sepasang inti (core) CPU bernama "Cyclone" yang menggerakkan A7 ternyata memang lebih mirip prosesor desktop yang kompleks ketimbang core prosesor mobile macam Krait dari Qualcomm.
Cyclone adalah core ARMv8-A 64-bit rancangan Apple yang merupakan penerus generasi sebelumnya, "Swift", yang digunakan pada chip A6.
"Apple tidak membuat kompetitor Krait/Silvermont, melainkan sesuatu yang jauh lebih dekat ke core prosesor besar (desktop) milik Intel," tulis Anand dalam laporannya
Penjelasan-penjelasan teknis untuk menyokong pernyataan tersebut turut dijabarkan, seperti angka re-order buffer sebanyak 192 entry yang berjumlah sama dengan milik seri prosesor Haswell dari Intel.
Cyclone juga mampu mengerjakan enam instruksi dalam satu clock cycle, dua kali lebih banyak dibandingkan Krait yang terbatas pada tiga instruksi bersamaan. Ada pula jumlah Floating Point Unit yang dua kali lebih besar dibandingkan core generasi terdahulu, Swift, serta cache level 3 (L3) sebesar 4MB yang tak ditemukan pada A6.
Semua itu berujung pada kinerja komputasi yang besar, namun penggunaan daya A7 relatif kecil karena tidak berjalan pada frekuensi tinggi.
Pada iPhone 5S, performa Cyclone digunakan untuk memasuki mode daya rendah secepat mungkin (race-to-sleep). Meski menyimpan potensi besar, AnandTech menambahkan bahwa kapasitas memori 1GB iPhone 5S sedikit banyak melimitasi performa prosesor itu. Aplikasi iOS juga belum ada yang mampu memanfaatkan tenaga prosesor A7.
Lalu, untuk apa Apple menggunakan prosesor tersebut pada gadgetnya saat ini? Mungkin perusahaan yang disebut AnandTech "berpikir jauh ke depan" itu hendak meningkatkan kemampuan gadget dalam mengerjakan tugas-tugas rumit yang biasa ditangani komputer desktop.
Boleh jadi pula, Apple berencana memindahkan prosesor mobile berbasis ARM buatannya ke lini produk desktop, macam laptop MacBook, seperti dulu prosesor Intel menggantikan PowerPC.
Cyclone juga mampu mengerjakan enam instruksi dalam satu clock cycle, dua kali lebih banyak dibandingkan Krait yang terbatas pada tiga instruksi bersamaan. Ada pula jumlah Floating Point Unit yang dua kali lebih besar dibandingkan core generasi terdahulu, Swift, serta cache level 3 (L3) sebesar 4MB yang tak ditemukan pada A6.
Semua itu berujung pada kinerja komputasi yang besar, namun penggunaan daya A7 relatif kecil karena tidak berjalan pada frekuensi tinggi.
Pada iPhone 5S, performa Cyclone digunakan untuk memasuki mode daya rendah secepat mungkin (race-to-sleep). Meski menyimpan potensi besar, AnandTech menambahkan bahwa kapasitas memori 1GB iPhone 5S sedikit banyak melimitasi performa prosesor itu. Aplikasi iOS juga belum ada yang mampu memanfaatkan tenaga prosesor A7.
Lalu, untuk apa Apple menggunakan prosesor tersebut pada gadgetnya saat ini? Mungkin perusahaan yang disebut AnandTech "berpikir jauh ke depan" itu hendak meningkatkan kemampuan gadget dalam mengerjakan tugas-tugas rumit yang biasa ditangani komputer desktop.
Boleh jadi pula, Apple berencana memindahkan prosesor mobile berbasis ARM buatannya ke lini produk desktop, macam laptop MacBook, seperti dulu prosesor Intel menggantikan PowerPC.
sumber : anandtech.com
kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar